Sabtu, 21 Desember 2013

Agama, Kepentingan, dan Kamuflase Dalam Kehidupan Masyarakat


Agama dapat dipandang sebagai kepercayaan dan pola perilaku yang oleh manusia digunakan untuk mengendalikan aspek alam semesta yang tidak dapat dikendalikannya. Karena dalam semua kebudayaan yang dikenal tidak ada sesuatu yang sungguh-sungguh dengan pasti dapat mengendalikan alam semesta, dengan demikian agama merupakan bagian dari semua kebudayaan yang manusia ketahui (Haviland, 1993, pp. 196-197). Agama sebagai sesuatu yang dipercaya dan merupakan kumpulan pola perilaku  memiliki sarana yang menghubungkan manusia dengan dengan sesuatu yang dikeramatkan, hal ini yang disebut agama dalam praktek. Ritual bukan hanya sarana yang memperkuat ikatan sosial kelompok dan mengurangi ketegangan, tetapi juga suatu cara untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting. Namun seiring perkembangan jaman berbagai ritual dan fenomena agama banyak mengalami perubahan nilai dan kepentingan di dalamnya. Sehingga keaslian praktek beragama itu sendiri mulai dipertanyakan, bahkan tidak sedikit kelompok masyarakat yang tidak respek dengan konsep agama dan berbagai pola perilaku di dalamnya, hal ini karena banyak kepentingan yang menggerakan agama untuk mencapai kepentingan beberapa golongan saja. Jadi, tidak mengherankan jika banyak fenomena praktek keagamaan yang awalnya murni bertujuan untuk kepentingan agama dan atas dasar kepercayaan terhadap kekuatan yang Maha Esa (Tuhan) menjadi suatu fenomena agama yang bertujuan untuk melancarkan berbagai kepentingan manusiawi manusia itu sendiri, bahkan fenomena agama banyak dijadikan sebagai kamuflase untuk menutupi keburukan atau kepentingan yang merugikan manusia lainnya.

Berikut adalah beberapa fenomena agama yang bertujuan semata-mata bukan untuk agama itu sendiri, melainkan berbagai tujuan dan kepentingan lainnya. Fenomena yang sedang marak saat ini di Indonesia adalah ketika mendekati masa Pemilu Kepala Daerah, banyak dari para calon yang akan maju dalam Pilkada berlomba-lomba menciptakan citra diri positif dihadapan masyarakat umum salah satunya melalui jalur praktek keagamaan. Fenomena agama seperti ini pernah saya temukan di daerah tempat saya tinggal di salah satu Provinsi di Pulau Sumatera. Ketika itu masa Pilkada sudah mendekati dan memasuki masa kampanye. Salah satu calon yang kebetulan pada saat sebelum Pilkada adalah seorang Walikota melakukan berbagai pendekatan praktek keagamaan untuk menarik simpati rakyat dengan tujuan secara tidak langsung agar memilih calon tersebut dalam Pilkada yang akan datang. Salah satu fenomena agama yang dilakukan oleh Walikota tersebut adalah ketika masyarakat muslim akan menyambut tahun baru Islam, Walikota tersebut memberikan sumbangan sebesar 1 juta rupiah ke seluruh masjid dan kelompok pengajian yang ada di kota tersebut untuk melaksanakan peringatan tahun baru islam dalam acara berbagai pengajian di seluruh masjid-masjid di kota tersebut. Tentunya fenomena ini akan menjadi hal yang sangat baik jika dilakukan atas dasar murni tujuan untuk kepentingan agama, karena memberikan sumbangan untuk melancarkan kegiatan keagamaan umat muslim. Namun akan menjadi hal yang menyedihkan jika maksud dan tujuan kegiatan tersebut adalah satunya untuk kepetingan kampanye calon tersebut dalam Pilkada dan membuat citra positif dari calon tersebut, agar masyarakat berpandangan bahwa calon tersebut adalah seseorang yang religius dan memperhatikan kepentingan agama. Hal tersebut juga diperkuat dengan diberikannya sumbangan-sumbangan tersebut melalui team pemenangan Pilkada dari calon yang bersangkutan.

Fenomena agama lainnya yang masih serupa dengan contoh fenomena diatas adalah fenomena agama yang sering dilakukan oleh para koruptor di Indonesia, kegiatan agama sering dijadikan sebagai topeng atau untuk menutupi keberukan dari perilaku korupsinya tersebut. Misalnya para koruptor tampak rajin sekali melaksanakan ritual keagamaan dengan melibatkan tokoh-tokoh agam dan masyarakat sekitar untuk menyelenggarakan acara doa bersama atau acara syukuran. Bahkan dalam momen tertentu seperti ketika hari raya keagamaan, banyak koruptor yang memberikan santunan kepada anak yatim atau masyarakat sekitar tempat tinggal mereka dengan memberikan berbagai jenis makanan dan juga amplop yang berisikan uang. Jika melihat tindakan yang dilakukan oleh koruptor tersebut sangatlah jelas bahwa tindakan tersebut sangat dianjurkan dalam agama dan membantu orang miskin adalah hal yang sangat mulia dihadapan agama dan masyarakat. Namun, jika maksud dan tujuan dari para koruptor adalah untuk menutupi keburukan atas perilaku korupsinya dan agama dijadikan sebagai kamuflase atas kejahatannya terhadap rakyat, sama artinya dengan para koruptor melakukan sebuah perilaku bentuk pelecehan terhadap agama. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa hampir semua koruptor yang hidup di Indonesia semua memeluk agama. Sehingga, akan sangat mudah bagi para koruptor ini untuk merangkul pemuka agama seolah-olah mereka orang suci, bersama-sama dengan para pemuka agama mengamini apa yang dilakukan oleh para koruptor. Fenomena agama yang dilakukan oleh para koruptor untuk memfungsikan agama sebagai kamuflase atas kejahatannya, sangat mudah dilihat pada masa kampanye pemilu. Banyak para elite politik yang dimana banyak diantara mereka adalah koruptor berlomba-lomba memberikan sumbangan dana pembangunan fasilitas peribadatan atau sarana pendidikan agama untuk memikat hati rakyat dan seolah menghapus kejahatan yang telah ia lakukan, selain itu yang semakin memperihatinkan lagi banyak pemuka agama justru gembira dan tidak keberatan atas tindakan yang dilakukan oleh para koruptor ini.

Kedua contoh fenomena agama diatas yang dijadikan alat dan sarana kepentingan manusia, menggambarkan betapa hancurnya moral beberapa manusia dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan suatu pencitraan, mencapai berbagai kepetingan, dan menutupi kejahatan apa yang pernah mereka lakukan termasuk menggunakan praktek keagamaan. Hal ini sangat jelas merusak hakekat dasar dari agama, praktek keagamaan itu sendiri dan juga kepercayaan masyarakat terhadap praktek-praktek keagamaan yang diajarkan kepada setiap manusia yang beragama. 

Rabu, 11 Desember 2013

Sinergisitas Pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Newmont Nusa Tenggara dalam hubungan dengan masyarakat untuk meningkatkan keadilan sosial, pemerataan kesejahteraan, dan keberlanjutan lingkungan hidup

Perkembangan dunia bisnis selalu bergerak dan dinilai sangat dinamis, mungkin jauh lebih dinamis dari pada dunia politik, sosial, ataupun budaya. Disamping itu, dunia bisnis memiliki tantangan yang lebih rumit dan kompleks dibandingkan bidang lainnya karena kecepatan dan perubahan yang sangat tinggi di dalamnya, sehingga membutuhkan penyesuaian dengan situasi dan kondisi dimana bisnis tersebut dijalankan. Kompleksitas dunia bisnis yang tinggi juga dapat dilihat pada sektor produksi industri pertambangan, migas, serta mineral lainnya. Masalah dan kompleksitas dari pertambangan tidak hanya terletak pada pengadaan modal, teknologi, sumberdaya manusia, sumber daya alam atau ketersediaan mineral serta pasar yang menerima hasil produksi, tetapi juga mencakup masalah perijinan dan legitimasi sosial dari masyarakat suatu wilayah tempat dimana industri tambang tersebut dijalankan. Hal ini berimplikasi pada etika sosial yang menjadi masalah yang harus dihadapi oleh industri  tambang dan migas. Karena dalam prosesnya etika sosial banyak dilanggar, sehingga menimbulkan sikap negatif terhadap industri pertambangan. Berawal dari permasalahan sosial yang dihadapi industri tambang maka perusahaan dituntut untuk bertindak lebih arif dan bijaksana secara sosial dalam bentuk berbagai tanggung jawab sosial. Kemudian dalam perkembangannya tanggung jawab sosial itu kerap disebut corporate social responsibility (CSR) yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dalam masyarakat sekitar industri.

Salah satu perusahaan tambang PT. Newmont Nusa Tenggara yang bergerak dalam industri pertambangan tembaga dengan mineral ikutan emas dan terletak di sebelah barat daya pulau Sumbawa, berkomitmen tinggi dalam melakukan pengelolaan CSR dan membina hubungan yang baik dengan masyarakat lokal sekitar pertambangan untuk mencapai tujuan perusahaan yang sukses dan masyarakat lokal yang sejahtera. Seperti yang diketahui, berbagai permasalahan sosial muncul yang diduga akibat hadirnya PT. Newmont Nusa Tenggara. Beberapa masalah yang muncul antara lain masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial yang dimana menurut data sebelum masuknya Newmont ke Nusa Tenggara Barat tahun 1999, jumlah penduduk miskin menurut BPS tahun 1993 sekitar 19,52% dan tahun 1996 berjumlah 17,61%. Setelah masuknya Newmont ke Nusa Tenggara Barat menurut survei sosial ekonomi sosial (SUSENAS) angka kemiskinan meningkat menjadi 26,34% pada tahun 2003 dan 25,38% pada tahun 2004. Selain itu, masih menurut data SUSENAS bahwa Sumbawa Barat “tempat tambang Newmont Nusa Tenggara” merupakan kabupaten tertinggal di Indonesia. Fakta ini cukup miris jika melihat kenyataan bahwa PT. Newmont Nusa Tenggara adalah salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang seharusnya mampu membawa dampak positif kepada masyarakat sekitar pertambangan, seperti peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat secara merata.

Selain masalah isu kemiskinan yang diduga dampak dari hadirnya Newmont Nusa Tenggara, masalah lain yang juga perlu mendapatkan perhatian serius adalah masalah kerusakan lingkungan hidup. Newmont diduga merusak hutan pada tahap konstruksi dan telah terjadi pembukaan hutan hijau lembab Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat. Luas hutan yang dikorbankan mencapai 1500 Hektar. Kerusakan ini menyebabkan terancamnya 360 spesies tumbuhan hutan dan habitat satwa liar pun terancam. Selain itu masalah lain yang terjadi terkait kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan bentang alam terjadi secara permanen akibat pembuka lahan hutan untuk sarana jalan, areal tambang terbuka, dan fasilitas lainnya untuk kepentingan kegiatan pertambangan. 

Oleh karena itu, PT. Newmont Nusa Tenggara yang dikenal sebagai perusahaan tambang raksasa dengan nilai investasi mencapai 1,8 miliar dollar AS, perlu melakukan pengelolaan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsility (CSR) untuk mengurangi ketegangan antara masyarakat dengan perusahaan dan juga mengupayakan peningkatan kesejahteraan kepada masyarakat lokal. Pengelolaan tanggung jawab sosial yang diterapkan harus berdasarkan masalah yang muncul di masyarakat lokal dan diprioritaskan berdasarkan kebutuhan yang mendesak dalam masyarakat, misalnya pada kasus yang terjadi pada pembahasan sebelumnya. Dengan demikian, apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat berjalan sinergis dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar pertambangan, berkurangnya masalah ketidakadilan sosial yang dirasakan masyarakat, dan juga masalah kerusakan lingkungan.

Melihat fakta yang terjadi ditengah-tengah masyarakat sekitar tambang Newmont maka pengelolaan CSR harus difokuskan ke program-program yang sifatnya mampu meningkatkan kesejahteraan, mengurangi diskriminasi, ketidakadilan sosial, dan juga mengurangi masalah kerusakan lingkungan hidup. Adapun program yang seharusnya menjadi prioritas utama untuk mencapai ketiga tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Program CSR di bidang kesehatan dan pendidikan, diharapkan melalui program ini dapat meningkatkan standar kesehatan masyarakat sekitar pertambangan dan juga dapat meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat sekitar, sehingga masyarakat sekitar memiliki skill untuk mendapatkan porsi yang lebih besar dalam PT. Newmont Nusa Tenggara atau mampu mengembangkan skill nya diluar Nusa Tenggara.
  2. Program CSR di bidang pemberdayaan masyarakat, diharapkan melalui program ini dapat meingkatkan kreativitas dan kemandirian masyarakat sekitar pertambangan, sehingga mampu memanfaatkan modal-modal sosial yang ada menjadi sebuah sumber kehidupan. Lalu program ini juga diharapkan mampu membuat masyarakat mandiri dan mengurangi ketergantungan dengan pihak lainnya.
  3. Program CSR di bidang pelestarian lingkungan, diharapkan melalui program pelestarian lingkungan ini mampu memperbaiki kondisi lingkungan yang rusak atau tercemar akibat kegiatan pertambangan, seperti merencanakan replantasi pohon atas hutan yang ditebangi, pembuangan limbah atau tailing dengan penempatan yang benar, mengurangi pencemaran sumber mata air, perencanaan pembukaan lahan, dan penutupan tambang dengan memperhatikan lingkungan sekitar.
  4. Program CSR di bidang kebudayaan, diharapkan melalui program ini mampu mempertahankan kebudayaan masyarakat lokal dan juga melestarikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat menarik wisatawan asing maupun dalam negeri untuk mempromosikan hasil kebudayaannya.
Tentunya untuk mencapai tujuan ini dibutuhkan suatu pengelolaan CSR yang penuh komitmen dari perusahaan dan juga tidak terlepas peran masyarakat lokal sekitar pertambangan serta semua pihak menyadari bahwa keberhasilan perusahaan adalah bagian keberhasilan masyarakat lokal, begitu juga sebaliknya. Terlepas dari itu perusahaan sebagai pengelola juga harus mehahami bahwa tanggung jawab sosial merupakan aset yang sangat berharga berupa legitimasi sosial dari masyarakat lokal dan juga pemerintah. Disamping itu, pengelolaan tanggung jawab sosial atau CSR yang baik dan penuh tanggung jawab akan membantu pemerintah dalam upaya mengentaskan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan, dan keadilan sosial. Berdasarkan tanggung jawab sosial yang dijalankan Newmont Nusa Tenggara, sejauh ini program dilakukan oleh Newmont Nusa Tenggara sudah cukup baik, terbukti dengan berhasil diraihnya berbagai penghargaan dari pemerintah Indonesia. Namun, harus terus ditingkatkan demi mencapai kesejahteraan perusahaan dan masyarakat sekitar pertambangan agar dapat hidup dengan damai secara berdampingan.  


Senin, 28 Juni 2010

Kekuatan Impian

"Ga ada yang mustahil" mungkin kalimat itu yang cocok buat menggambarkan segala fenomena yang ada di Bumi ini. Kalo gua boleh curhat, gua mungkin bisa dibilang orang "gagal" di SMAN 9. Awal sekolah SMA dulu gua terlalu santai dan menganggap ringan proses belajar dan yang lebih parah gua ga punya visi yang jelas untuk apa ilmu yang gua dapet di SMA, alhasil nilai gua pas-pasan. Naek kelas dua gua juga ga punya prinsip mau ipa atau ips, gua lebih cenderung "ikut-ikutan" temen. akhirnya gua milih ipa, tapi gua juga bersukur karena gua nemuin temen-temen yang asik dan baek-baek deh. Tapi disisi lain dari segi akademik, prestasi gua merosot tajam, gau males belajar, PR ga pernah dikerjain dirumah, pokonya lengkap banget deh sikap anak males di diri gua saat itu kalaupu belajar karena cuma kebawa lingkungan aja, mungkin gua gitu karena ga punya tujuan yang jelas dari belajar. Sampai akhirnya dikelas tiga , sedikit-sedikit gua mulai sadar, kalau gua terus-terusan pake pola pikir yang selama ini gua pake pasti gua akan tambah terpuruk. tapi merubah mindset dalam sekejap itu ga bakal dapet hasil yang maksimal, alhasil setelah lulus SMA, gua susah banget dapet satu tempat di PTN favorit, ntah kareana gua kurang bekal ilmu atau kurang beruntung(terserahlah) yang intinya gua ga terima. Gua sempet putus asa kenapa nasib gua gini banget ya ga kaya temen-temen yng mulus banget jalanya. hehe. yang pertama gua lakuin adalah mengevaluasi akar dari kegagalan demi kegalan yang gua terima, pertama mungkin sebenernya kemampuan gua lebih baik di IPS, tapi karena ga punya prinsip jadi gua ikut-ikutan aja pas milih jurusan, hasilnya bisa diliat, nilai rapor jarang memuaskan. hehe, kedua itu "visi" ini penting banget untuk mencapai kesuksesan karena tanpa visi yang jelas apa yang kita kerjain ga ada landasan yang kuat dan mudah buat kita goyah, jadinya kita males belajar, dll. setelah gua dapet akar permasalahan itu gua "bangun" untuk kembali ke "jalur" yang emang seharusnya gua jalanin, gua mulai tinggalin ipa dan gua banting setir ke ips. hahaha
untuk permulaan ternyata strategi gua berhasil, gua bisa di terima di UNILA. tapi itu gua jadiin tolak ukur gua untuk dapetin apa yamg gua impikan selama ini yaitu kuliah di UI. Gua kuatin tekat di hati, dan menumbuhkan motivasi yang besar dan yang pasti harus punya visi dari impian kita. karena gua percaya hoki itu ga dateng tiba-tiba jatuh dari langit. hehe , hoki itu baru bisa dateng kalo ada kesiapan dan kesempatan. Mulai lah gua belajar otodidak untuk nembus UI, jam tidur gua kurangin, jam maen diluar juga gua hapus dari keseharan gua. haha
sampe akhirnya gua bisa wujutinya, gua berhasil di terima di Universitas Indonesia, kampus yang bener-bener gua impikan dan gua untuk dapetinya gua harus nunggu satu tahun dulu. tapi kalo kita punya tujuan, motivasi yang jelas insaallah itu bisa jadi sumber kesabaran buat menggapai impian lo. amin

Selasa, 08 Juni 2010

Finally I get it

setelah pasang surut dalam mempertahankan motivasi dan semangat untuk menggapai cita-cita akhirnya gua bisa dapetin juga. semua karena bantuan ALLAH, orang tua, dan teman-teman yang selalu kasih dukungan buat gua. Gua ga tau gimana jadinya kalo ga ada dukungan mereka semua, mungkin setelah kedua kalinya gua gagal gua ga akan pernah berani mimpi untuk kesana. tapi berdakat doa dan dukungan kalian semua gua bisa ! Terimakasih ALLAH, Ayah Ibu, dan teman-teman. Semoga kedepannya semua diberi kemudahan untuk menghadapi birokrasi. amin

Sabtu, 24 April 2010

Best friends Forever

ini dia best friends gua . hehehe


Cerita ini sebenernya lebih tepat disebut semua curahan hati gua selama ini. Kisah ini berawal dari waktu gua lulus SMA. Setelah pengumuman kelulusan SMA anak SOS (sebutan kelas gua), sudah mulai mempersiapakan diri untuk memasuki kehidupan baru .caiille kaya kawinan aja. Hehe. Mereka mempersiapkan untuk memasuki perguruan tinggi yang mereka inginkan yang lokasinya berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, ada yang di Jakarta, Bandung, Surabaya , banyak banget deh. Tapi hal itu gak berlaku untuk gua karena sampai kelulusan belum ada satupun perguruan tinggi yang nerima gua. Di saat temen-temen gua sibuk packing buat berangkat untuk menggapai cita-citanya di sana, gua di sini masih berkutat dengan buku karena gua masih harus mempersiapkan SNMPTN. Gua sengaja nunggu Tes SNMPTN karena orang tua gua ga cukup banyak uang untuk gua ikut berbagai ujian mandiri. Sampai akhirnya gua lulus SNMPTN di PTN yang ada di daerah tempat gua tinggal, gua berpikir ini titik balik dari kekhawatiran gua selama ini, gua pikir ini yang bisa buat datengin harapan besar untuk cita-cita gua. Memang awalnya gua bersemangat untuk menjalani kuliah itu, gua rela bangun jam 3 untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi yang namanya Ospek. Setelah beberapa bulan gua menjalani ini ternyata semua ini bertolak belakang dengan hati gua yang terdalam. Di sini gua gak nemuin namanya makna kuliah yang buat gua setiap hari uring-uringan kaya orang ga punya semangat . Mungkin salah satu sebabnya karena semua kawan terbaik gua pada pergi menuntut ilmu di perguruan tingginya masing-masing, gua sering ngerasa sendiri di sini, gua sering ga punya tempat gua sharing atas semua masalah gua, gua ngerasa udah banyak kehilangan pengalaman atau proses yang seharusya saat ini gua dapetin sebanyak-banyaknya untuk menunjang masa depan gua, untuk gua certain ke anak istri gue kelak. huehue Gua juga di sini gak bisa nemuin partner yang satu visi dengan gua , itu yang buat gua jenuh banget jalanin kuliah di tempat gua sekarang. Tapi gua beruntung banget karena kawan-kawan gua masih memberikan dukungan ke gua untuk dapetin apa yang gua harapin. Mereka bisa buat gua semangat lagi untuk mewujudkan cita-cita gua sesuai apa yang gua harapin jauh hari. Akhirnya gua bertekat mulai menyusun kembali masa depan gua dengan dukungan orang-orang terdekat gua, karena mereka juga prihatin melihat kondisi mental gua yang sekarang. Langkah awal yang gua lakuin yaitu gua bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan gua ke Universitas Indonesia. Gua mulai melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi seleksi masuknya. Walaupun susah untuk terus menjaga motivasi agar tetep kuat, tapi sekali lagi dukungan orang-orang terdeket gua yang bisa bangkitkan motivasi gua. Tes pertama dilaksanakan, dengan segenap persiapan dan doa gua hadapin soal itu, walaupun ternyata soal itu melenceng dari apa yang sudah gua persiapkan. Tapi gua harus tetep optimis, karena gua percaya jika Allah berkehendak semua pasti akan terjadi. Amin
Semoga gua bisa menyusun kembali cita-cita gua mulai dari awal yang menurut gua saat ini mengalami stagnasi.
Perkara besar akan tampak kecil dimata orang bercita-cita dan berjiwa besar.
SEMANGKA

Minggu, 17 Januari 2010

TO SIMAK UI

pertama masuk gsg serasa masuk ke estadio sansiro . haha
suasana gedung udah mulai disesaki para penuntut ilmu . halah
begitu duduk gw nyolong start buat ngerjain . hehe walaupun hasilnya ga beda jauh si .
gw sebatang kara didalam gsg, apalagi semuanya banyak adek kelas ulam lah gw . tp cuek aja deh demi impian kuliah di universitas indonesia. aminyaroballalamin
pas undian tiket, sumpah bikin kesl peserta dan panita, gmna enggak , msa diundi puluhan kali dulu baru ada yang dapet walaupun gw ga dapet juga si . haha